Wabah virus Corona atau COVID-19 menimbulkan ketidakpastian, juga masa di mana banyak orang terpaksa mengalami isolasi sosial. Kedua faktor ini secara psikologis dapat mendorong orang untuk membeli barang yang tidak mereka butuhkan.
Lebih ekstrem lagi, pengaruh psikologis bisa memicu orang untuk melakukan penimbunan. Salah satu pendorong perilaku ini adalah ketidakmampuan individu untuk mengatasi tekanan. Melihat rak yang kosong di supermarket dapat memicu keinginan untuk menghabiskan apa yang tersisa. Penelitian tentang "kelangkaan heuristik" menunjukkan bahwa anggapan barang akan lebih berharga jika persediaannya rendah.
Virus Corona juga menghantui banyak orang akan bayangan kematian yang menstimulus peningkatan pengeluaran untuk mengimbangi ketakutan. Kini, muncul fenomena sebagian orang merasakan tubuhnya hangat, padahal tidak demam dan suhu tubuh normal.
Sebenarnya, seseorang yang merasakan suhu tubuh memanas meski tidak demam dapat dipicu oleh kecemasan/ketakutan, dehidrasi, cuaca, konsumsi alkohol, atau asam lambung tinggi.
Bagaimana cara mengatasi ketakutan psikologis?
Jadi, bagaimana kita bisa membuat keputusan rasional, ketika pengaruh negatif psikologis sangat kuat? Caranya adalah dengan membuat daftar belanja sejak dari rumah? Pilih dan pilah daftar barang yang paling dibutuhkan serta memperkirakannya akan habis dalam waktu berapa lama.
Saat berbelanja, mungkin Anda akan tergoda atau tersugesti oleh orang-orang yang memborong barang tertentu. Namun, teguhkan pendirian Anda dengan berpatokan pada daftar belanja yang sudah dibuat.
Yakinlah! Dengan memfokuskan perhatian terhadap hal-hal realistis di masa sulit ini, Anda akan dapat mengambil keputusan lebih logis dalam membeli sesuatu. Secara moral, Anda pun telah menolong dan berbagi dengan lebih banyak orang yang daya belinya rendah.