Siapa tidak merasa senang bila tiba-tiba Anda mendapat uang saku. Apakah itu dari orang tua, kerabat, atau perusahaan tempat Anda bekerja. Hal itu tentu patut disyukuri dengan cara memanfaatkan uang saku tersebut semaksimal mungkin.
Secara definitif, uang saku adalah sejumlah uang yang diberikan oleh orang lain dan dapat digunakan untuk membeli keperluan pribadi di luar kebutuhan pokok dan sekunder. Namun, mengingat uang saku ini tidak tentu waktu perolehannya, maka alangkah baiknya Anda pergunakan secermat mungkin. Terlebih pada masa Pandemi Covid-19, jangan sampai uang saku habis tak keruan atau dihabiskan hanya untuk keperluan konsumtif dan kebutuhan tersier saja.
Jadi, alangkah bijaknya uang saku tersebut digunakan untuk keperluan produktif jangka panjang atau diinvestasikan sehingga ke depannya, Anda memiliki pemasukan dari beberapa sumber. Berikut ini tips cermat mengatur uang saku agar maksimal dan produktif demi kesehatan keuangan keluarga Anda. Selamat menyimak ….
Berbagi rezeki, berbagi asa.(Sumber: sk-bucket.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com)
1. Charity
Sebagai makhluk sosial, manusia tentu saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Di suatu waktu mungkin kita memerlukan bantuan orang lain, tetapi di waktu berbeda, orang lain membutuhkan bantuan kita. Nah, sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang kita diperoleh, ada baiknya Anda sedekahkan sebagaian uang saku Anda kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti kalangan fakir miskin, anak yatim-piatu, jompo, dhuafa, atau orang yang benar-benar memerlukan.
Terlebih dalam kondisi Pandemi Covid-19, banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran semakin meningkat karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, pandemi juga berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi nasional dan naiknya jumlah penduduk miskin di berbagai Negara, termasuk di Indonesia.
Jangan pernah takut miskin karena gemar bersedekah, Tuhan pasti menjamin harta orang yang bersedekah menjadi berkah dan tidak pernah akan berkurang. Bahkan, orang yang bersedekah akan diberikan kemuliaan, diangkat derajat, dan selalu diingat oleh penerima karena merasa dihargai, dihormati, atau dicintai.
Stop! Utang (Sumber: blue.kumparan.com)
2. Bayar Utang
Utang-piutang dalam kehidupan seseorang adalah hal yang lazim. Bagi Anda yang memiliki utang, baik utang kepada jasa pinjaman atau utang perorangan, maka uang saku dapat Anda alokasikan untuk membayar atau melunasi utang.
Sebagian orang mungkin menyengaja memperlambat pembayaran utang, tetapi secara kesehatan psikis hal tersebut kurang baik. Jika Anda mampu membayarnya secara cepat, kenapa harus diperlambat. Karena utang adalah utang, sesuatu hal yang wajib dibayar sampai kapan pun.
Nah, sebelum membayar utang, catat terlebih dahulu daftar dan besaran utang yang Anda miliki beserta tingkat urgensinya. Prioritaskan utang yang bersifat mendesak dibayarkan terlebih dahulu dibandingkan utang yang bisa dibayar secara fleksibel.
Adapun untuk besaran alokasi uang saku untuk utang, beberapa ahli keuangan memiliki pendapat yang berbeda. Pada umumnya menyarankan antara 50% hingga 100% dari uang saku. Namun demikian, hal tersebut bersifat tentatif, bergantung pada situasi dan kondisi kesehatan keuangan Anda.
Agar di kemudian hari keuangan Anda semakin sehat, maka sebaiknya Anda lebih bijak dalam berutang. Kurangi utang konsumtif, tahan diri dulu untuk tidak berutang lagi, kecuali untuk kebutuhan yang bersifat darurat atau produktif.
Dana Darurat atau Emergency Fund (Sumber: blog.amartha.com)
3. Emergency Fund atau Dana Darurat
Dalam kehidupan nyata, terkadang banyak hal yang tidak dapat kita duga, termasuk halnya dalam keuangan. Walaupun sudah kita perhitungkan secara cermat dan matang, acapkali kebutuhan keuangan mendesak selalu datang, misalnya kebutuhan untuk berobat, sekolah anak, perbaikan kendaraan, menolong saudara atau teman, dsb.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengantisipasi kebutuhan dadakan tersebut, Anda dapat cadangkan sebesar 20% hingga 30% dari uang saku sebagai dana darurat (emergency fund).
Selain mengandalkan dana darurat dari uang saku, Anda dapat menyisihkan dari penghasilan bulanan untuk dana darurat sehingga selain dana darurat bertambah banyak. Apabila tidak terpakai, Anda bisa gunakan untuk dana produktif.
Adapun untuk instrumen penyimpanannya, karena bersifat mendesak, maka pilihlah instrumen keuangan yang mudah dicairkan atau likuid. Anda dapat menyimpannya berupa uang tunai atau kas, tabungan, atau logam mulia.
Uang Saku untuk DP Rumah? Siapa Mau (Sumber: freepik.com)
4. Uang Muka Rumah
Bila Anda gemar menabung, uang saku sangat potensial untuk dijadikan dana tambahan Down Payment (DP) atau uang muka pembelian rumah. Namun, perlu dicermati, sebelum mengalokasikan saku untuk dana tambahan Down Payment (DP) rumah, sebaiknya Anda sudah mengatur pengeluaran untuk kebutuhan emergency terlebih dahulu sehingga uang saku aman digunakan untuk membayar DP rumah.
Salah satu kawasan properti spektakuler dan recommended untuk Anda miliki di Kota Bandung adalah Podomoro Park, sebuah kawasan hunian residensial bebas banjir yang berlokasi di daerah Buah Batu, Bandung Selatan.
Berbeda dengan properti lainnya, Podomoro Park memiliki konsep Harmony with Nature. Kawasan perumahan dibuat sangat alami, dihiasi banyak pepohonan nan rindang yang berderet sepanjang jalan yang berpadu dengan taman yang indah dan danau megah buatan sepanjang 1 kilometer.
Memiliki hunian di Podomoro Park, Anda akan dimanjakan kemewahan kehidupan resor yang dekat dengan alam sekaligus gaya hidup modern dengan konsep one-stop living dengan fasilitas pendukung commercial area dengan luas sekitar 12 hektar dan area terbuka hijau mencakup hampir 50% dari total kawasan hunian, serta institusi pendidikan dan sarana kesehatan bertaraf Internasional dan tempat ibadah, sampai stasiun Light Rail Transport (LRT) Bandung Raya. Sangat spektakuler kan?
Investasi bertumbuh (Sumber: moneyunder30.com)
5. Investasi
Saat ini banyak sekali instrumen investasi online yang bisa Anda pilih, seperti pasar uang, logam mulia, peer to peer, dan instrumen pasar modal seperti saham dan reksadana. Bahkan, platform investasi di era teknologi 4.0 kini semakin canggih dan semakin mudah diakses secara daring jadi, Anda bisa memilihnya dengan mudah dan praktis. Nah, bagi Anda yang baru memulai investasi online atau sudah terbiasa sebelumnya, tidak ada salahnya mengalokasikan sebagian uang saku untuk investasi demi masa depan keluarga Anda.
Pengetahuan adalah kekuatan! Perlu diperhatikan, sebelum berinvestasi, pelajari terlebih dahulu instrumen investasi yang akan Anda coba dan kalkulasi secara cermat antara waktu, risiko, dan keuntungannya. Selain itu, kenali terlebih dahulu profil perusahaan manajer investasi dan pastikan telah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk menghindari penipuan. Caranya sangat mudah, Anda dapat mencari tahu dengan mengakses situs resmi OJK di www.ojk.go.id.
Selain investasi online, Anda bisa berinvestasi dalam bisnis atau investasi yang ditawarkan oleh saudara, rekan bisnis, mitra kerja, dsb. Namun, untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan, Anda tetap harus cermat dan waspada. Masalah keuangan adalah masalah yang sensitif.
Oleh karena itu, pelajari terlebih dahulu proposal bisnis atau investasi yang diajukan, periksa legalitas perusahaannya, profil manajemer usahanya, dan data-data pendukung lainnya yang memang dibutuhkan. Dengan demikian, Anda dapat terhindar dari penipuan dan meminimalisir risiko bisnis atau investasi.
Semoga bermanfaat!