Marhaban yaa Ramadhan! Selamat datang bulan Ramadan, bulan suci yang selalu dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahunnya bulan Ramadan dimeriahkan dengan berbagai tradisi unik dan khas di setiap daerah. Dari mulai ngabuburit atau kegiatan menunggu waktu berbuka puasa yang diisi dengan jalan-jalan sore, berburu takjil, atau sekadar berkumpul bersama teman-teman. Selain itu, bulan Ramadan diramaikan juga dengan buka puasa (iftar) bersama, salat tarawih berjamaah, takbir keliling hingga pada puncaknya dilaksanakan salat Idul Fitri dan ajang saling memaafkan antarkerabat dan handai tolan.
Di sisi lain, bulan puasa menjadi tantangan tersendiri, terutama kalangan pekerja, terlebih bagi pekerja yang menuntut aktivitas fisik di lapangan sehingga tidak jarang yang mengeluh atau merasa lemas saat bekerja. Tidak sedikit orang berpikir puasa identik dengan turunnya produktivitas kerja. Alasannya karena tidak adanya asupan makanan dan minuman menyebabkan kinerja tubuh dan otak menjadi tidak prima. Namun, benarkah demikian?
Memang, secara biologis ketika tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman selama 12-13 jam akan memengaruhi kinerja tubuh dan otak sehingga secara alamiah akan timbul rasa lapar dan haus. Ketika lapar datang mendera dan perut keroncongan, maka tidak saja berpengaruh pada tubuh. Puasa juga akan memengaruhi mood akibat perubahan asupan makanan yang berubah dari hari biasanya. Namun, hal ini bisa diatasi dengan tips dan trik berikut ini:
Ilustrasi: Mindset Positif (Sumber: freepik.com)
1. Mindset
Tidak ada hal yang berat apabila pola berpikir kita selalu positif dan optimisme. Sama halnya dengan cara kita dalam memandang dinamika kehidupan, hal pertama dan fundamental yang mesti diubah adalah pola berpikir atau mindset.
Apabila sebelumnya kita berpikiran bekerja sembari puasa tidaklah produktif, maka hasilnya bisa ditebak, kita akan banyak mengeluh, selalu merasa lemas, dan performa pekerjaan pun tidak akan optimal. Namun, sebaliknya bila kita berpikiran positif terhadap puasa Ramadan, maka hasilnya kita akan selalu energik selama dan bersemangat untuk menunjukan performa kerja terbaik untuk perusahaan.
Memang, dalam praktiknya tentu tidak semudah membalikan tangan. Namun, selama kita memiliki mindset dan niat yang kuat, maka tidak ada yang tidak mungkin, segalanya mungkin selama kita berusaha dan Tuhan menghendaki.
2. Menjaga asupan makanan dan minuman
Agar puasa Ramadan tidak mengganggu aktivitas dan prduktivitas kerja, maka asupan makanan dan minuman pada tubuh sangatlah penting. Oleh sebab itu, jangan pernah melewatkan sahur dan berbuka puasa.
Kedua aktivitas ini mempunyai fungsi berbeda. Sahur berfungsi untuk menyediakan energi selama berpuasa sedangkan berbuka berfungsi untuk mengembalikan energi yang hilang setelah berpuasa seharian.
Perlu dicermati, momen buka puasa bukanlah ajang "balas dendam" sehingga bebas makan sekenyangnya. Selain dilarang oleh Nabi Muhammad Saw. dari sisi kesehatan pun akan berdampak buruk pada tubuh. Oleh karena itu, komposisi makanan harus dijaga agar tetap seimbang. Saat menyantap sahur, alangkah baiknya mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dengan lambat oleh tubuh, seperti makanan kaya serat dan karbohidrat kompleks seperti sayur dan buah-buahan, daging ikan atau ayam, susu atau produk olahannya, serta makanan yang mengandung kadar gula dan lemak baik. Jangan lupa mengonsumsi asupan protein harian guna meningkatkan massa otot dan menjaga sistem kekebalan tubuh terutama di masa pandemi COVID-19 ini.
Demikian halnya menu dan komposisi saat menyantap hidangan berbuka puasa. Jangan langsung berbuka puasa dengan makanan-makanan berat. Namun, Nabi Muhammad Saw. menganjurkan mengonsumsi makanan atau minuman yang manis. Bukan hanya sunnah rasul ternyata berbuka dengan yang manis secara kesehatan akan menyeimbangkan kembali kadar insulin sehingga bisa kembali memproduksi energi menurut dr.Kaseem dari University of Warwick.
3. Atur waktu tidur
Salah satu hal yang tak kalah pentingnya harus diperhatikan adalah waktu tidur. Pada bulan puasa Ramadan, aktivitas seharian tentu membuat lelah. Jadi, hindari begadang dan sebaiknya segerakan waktu tidur malam setelah salat Tarawih karena keesokan harinya Anda harus bangun lebih awal untuk sahur.
Selain itu, setelah menyantap sahur dan salat Subuh, sebaiknya Anda jangan tidur kembali karena selain dilarang oleh rasulullah Saw. hasil penelitian medis pun yang menyimpulkan tidur setelah santap sahur dapat memunculkan berbagai macam penyakit, seperti obesitas, maag (dispepsia), stroke, dan sebagainya.
4. Tetap rutin berolahraga
Perlu Anda ketahui, rutinitas olahraga walaupun pada bulan Ramadan tetap dilakukan ya. Walaupun tentu intensitasnya dikurangi hanya sekitar 40%-50% dari biasanya. Olahraga saat berpuasa bertujuan untuk memelihara dan membantu tubuh agar tetap fit, menjaga fungsi-fungsi sistem tubuh tetap optimal, dan mempertahankan laju metabolisme tubuh. Jangan lakukan olahraga berat karena saat berpuasa tubuh akan kehilangan air dan garam tubuh melalui urine, keringat, dan pernapasan yang bisa berakibat dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi antara lain urine yang sangat sedikit atau tidak ada, merasa linglung, ataupun pingsan.
Selain dikurangi intensitasnya, jenis olahraga pun cukup yang ringan seperti jalan kaki, jogging, senam ringan selama 20 s/d 30 menit. Selain itu, Anda bisa coba juga latihan yoga, keseimbangan tubuh, dan pilates. Selain intensitas rendah, latihan tersebut memiliki manfaat bagi pikiran dan jiwa. Adapun untuk waktu olahraga, Anda bisa lakukan pada saat menjelang buka puasa, usai salat tarawih, atau menjelang sahur.
Suasana nyaman di area publik Podomoro Park Bandung
Bagi Anda warga Bandung, Anda bisa melakukan aktivitas olahraga ringan di area publik Podomoro Park Bandung, kompleks yang berlokasi di Bandung Selatan ini dirancang menjadi hunian modern di kawasan hijau dengan view danau dan pegunungan sehingga recommended banget bagi Anda yang ingin merasakan sensasi baru berolahraga saat bulan puasa Ramadan.
5. Buatlah skala prioritas
Pada saat bulan puasa, pada umumnya waktu kerja diperpendek dibandingkan bulan biasanya. Akibatnya, beban kerja menjadi meningkat sedangkan pekerjaan harus diselesaikan lebih cepat.
Apabila kondisi ini dibiarkan maka pekerjaan akan terus menumpuk dan menjadi masalah besar. Oleh karena itu, selain harus menjaga kondisi stamina dan konsentrasi, sebaiknya Anda membuat skala prioritas dan skedul waktu sebelum mulai bekerja. Cara ini efektif untuk menyelesaikan berbagai macam pekerjaan yang akan dihadapi dengan menentukan “apa yang mendesak” (urgent) dan “apa yang penting” (important).
6. Power Nap
Lemas dan mengantuk acapkali menjadi masalah yang sering dirasakan oleh sebagian orang yang menjalankan ibadah puasa. Terlebih ketika siang hari yang biasanya digunakan untuk waktu salat Zuhur, istirahat dan makan siang.
Ilustrasi: Power Nap (Sumber: freepik.com)
Nah, bagi Anda yang merasakan sensasi kantuk yang luar biasa, tidak ada salahnya setelah salat Zuhur, Anda tidur siang bertenaga atau power nap selama 10-20 menit. Power nap merupakan cara jitu untuk mengatasi rasa kantuk saat berada di tempat kerja, bahkan bila dilakukan secara benar, power nap efektif meningkatkan produktivitas kerja karena setelah tidur siang sejenak, Anda akan segar kembali seperti sediakala, tetapi awas jangan sampai kebablasan ya!
Jadi, walau sedang berpuasa, produktivas kerja harus tetap terjaga dengan optimal. Sekarang bukan zamannya lagi puasa dijadikan alasan bermalas-malasan dan tidak produktif di tempat kerja. Keep fast! Keep strong! Stay productive!
Oleh: Adrie Noor