Berita terbaru Podomoro Park Bandung  KEMBALI KE BERITA

Menggali Makna Sumpah Pemuda Melalui Inovasi Properti di Tangan Milenial & Gen Z

Sumpah Pemuda adalah momen bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, ketika para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul dalam Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta). Para pemuda ini memiliki latar belakang suku, agama, dan budaya yang beragam, namun mereka berbagi satu visi besar: persatuan Indonesia. Kongres ini menghasilkan ikrar yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda, yang terdiri dari tiga butir janji: berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Ikrar ini menjadi simbol semangat persatuan yang menggerakkan perjuangan kemerdekaan Indonesia, memperkuat semangat nasionalisme, dan mempertegas identitas sebagai bangsa Indonesia.

Meskipun zaman telah berubah, semangat yang tercermin dalam Sumpah Pemuda tetap relevan bagi generasi Milenial dan Gen Z, salah satunya inovasi sebagai bentuk perjuangan. Jika dahulu para pemuda berjuang dengan mendirikan organisasi dan mengadakan kongres, kini Milenial dan Gen Z memperjuangkan perubahan melalui inovasi di berbagai bidang: teknologi, pendidikan, ekonomi kreatif, kewirausahaan, hingga properti. Mereka menggunakan kreativitas untuk menghadapi tantangan dan menciptakan dampak positif bagi bangsa.

Dalam konteks properti pada sejarah Indonesia, kontribusi pemuda dalam industri ini  memiliki peran signifikan yang tercermin dalam berbagai inovasi, pengembangan proyek, serta advokasi untuk lingkungan hidup dan hunian yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa contoh kontribusi yang dilakukan oleh generasi muda dalam bidang ini:

1.    Inisiatif Pengembangan Properti Ramah Lingkungan

Beberapa pengusaha muda dan arsitek Indonesia telah mengambil langkah untuk mengintegrasikan prinsip ramah lingkungan ke dalam proyek-proyek properti mereka. Contohnya adalah penggunaan teknologi dan desain yang mengurangi jejak karbon, seperti teknologi hijau dan konsep green building. Inisiatif ini mencerminkan kesadaran generasi muda terhadap isu perubahan iklim dan kebutuhan akan keberlanjutan dalam pembangunan perkotaan, sejalan dengan standar sertifikasi bangunan hijau yang kini mulai diterapkan di Indonesia.

 

2.    Digitalisasi dalam Proses Pemasaran dan Penjualan Properti

Generasi muda di sektor properti juga membawa transformasi digital yang signifikan. Dengan maraknya penggunaan platform digital, mereka memperkenalkan inovasi dalam pemasaran properti melalui e-commerce, virtual tours, dan aplikasi real-time untuk informasi properti. Ini memungkinkan calon pembeli atau penyewa untuk mengakses informasi secara cepat dan mudah, bahkan dari jarak jauh. Pendekatan ini membantu meningkatkan efisiensi pasar properti, mengubah cara konsumen berinteraksi dengan agen dan pengembang, serta meningkatkan aksesibilitas bagi generasi milenial yang memiliki ketertarikan pada cara transaksi yang lebih praktis dan modern.



Tampak interior hunian favorit Avanya, yang nyaman dan elegan, cocok untuk para millennial yang memiliki kehidupan dinamis.

3.    Pengembangan Hunian untuk Milenial dan Gen Z

Generasi muda Indonesia melihat tantangan dalam akses terhadap hunian bagi milenial dan Gen Z, terutama di kota besar. Hal ini mendorong pengembang muda untuk menciptakan konsep hunian yang lebih terjangkau, seperti co-living space, micro-apartment, dan millennial home. Hunian dengan konsep ini menawarkan aksesibilitas yang lebih tinggi serta desain yang minimalis, sesuai dengan gaya hidup generasi muda yang dinamis. Hunian seperti Millennial Home Avanya & Avega Phase 3 oleh Podomoro Park Bandung misalnya, memadukan konsep hunian modern berlimpah fasilitas kelas dunia, yang sesuai bagi milenial yang mencari properti pertama mereka dengan akses dan fasilitas lengkap di kehidupan perkotaan.

 

4.    Peran dalam Pembangunan Infrastruktur Desa

Beberapa pemuda juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur properti di desa atau daerah terpencil. Program-program seperti Desa Wisata atau Desa Mandiri yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi daerah sering kali digagas oleh pemuda yang berkolaborasi dengan pengembang properti atau pemerintah daerah. Mereka membantu membangun infrastruktur dasar seperti homestay, fasilitas wisata, dan pusat ekonomi kreatif untuk mendukung pariwisata lokal.

Whatsapp icon Mail Icon