Meskipun banyak yang memperkirakan ekonomi global akan bertumbuh lebih baik, perlu dicermati bahwa status lockdown yang diberlakukan kembali di beberapa negara dapat mengganggu ekonomi secara luas.
Memasuki 2021 sebagian pengembang masih optimistis untuk dapat membukukan penjualan yang lebih baik dibandingkan 2020. Meskipun demikian perlu diperhatikan beberapa hal terkait faktor yang saat ini sangat memengaruhi penjualan ke depan.
“Celah pasar di segmen tertentu masih sangat berpeluang meskipun masih dibayangi risiko pasar terkait beberapa faktor yang akan sangat memengaruhi pasar, antara lain penerapan kebijakan PSBB, harapan vaksin, dan skenario pemulihan ekonomi Indonesia ke depan, serta kondisi ekonomi global ke depan,” kata Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch, Selasa (19/1/2021).
Harapan Vaksin
Vaksin menjadi harapan saat ini untuk dapat memberikan optimisme membaiknya pasar perumahan. Dengan uji klinis vaksin saat ini relatif sudah cukup efektif meskipun diperkirakan beberapa ahli masih akan disempurnakan ke depan.
ASEAN Development Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mendekati 5 persen di tahun 2021. Prediksi ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai menguat di kuartal ke-2 dan ke-3.
Secara umum fundamental ekonomi nasional relatif masih cukup baik, apalagi dibandingkan negara tetangga lainnya. Pemulihan ekonomi masyarakat golongan menengah bawah akan memakan waktu yang cukup lama dan dikhawatirkan akan membuat pasar perumahan di segmen ini relatif masih tertekan. Sebaliknya harapan masyarakat golongan menengah atas relatif masih terjaga dan akan meramaikan pasar properti di saat pandemi mulai mereda.
Situasi Ekonomi Global
Dengan beberapa faktor risiko dan kondisi penuh ketidakpastian, tentunya kita masih berharap banyak pasar properti akan tumbuh di tahun 2021.
“Properti 2021 akan sangat challenging bagi para pelaku pasar properti nasional. Namun saat pandemi mereda, pasar properti akan naik secara eksponensial karena potensi permintaan yang tertunda masih sangat besar. Dan itu baru terlihat paling tidak di semester 2 tahun 2021. Dengan penurunan yang cukup dalam pada tahun 2020, secara umum harusnya pasar properti akan lebih baik pada tahun 2021 dengan kenaikan berkisar 10 persen sampai 15 persen, bila tidak ada kejadian luar biasa yang berdampak negatif bagi pasar properti itu sendiri,” ungkap Ali.
Pasar Properti Jabar Tumbuh
Berdasarkan riset Indonesia Property Watch, meskipun pasar menengah bawah tertekan, pasar properti di tanah air masih cukup baik ditopang dengan potensi daya beli yang ada, walau masih diwarnai penundaan pembelian. Golongan masyarakat menengah sampai atas diperkirakan menjadi ‘penyelamat’ di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian saat ini.
Ali menambahkan, pangsa properti di Jawa Barat mirip tren Jabodebek-Banten meskipun potensi kenaikan bisa berbeda-beda. Dia menilai, infrastruktur koridor timur menjadi pendongkrak pasar properti Jabar sehingga setelah pandemi sangat berpotensi naik setelah pandemi.
“Kereta cepat Jakarta-Bandung termasuk di dalam pembangunan infrastruktur di timur. Harusnya potensi ekonomi karena kereta api cepat akan meningkat dengan arus perdagangan dan jasa yang semakin cepat,” ujarnya.
Khususnya di Bandung, menurut Ali, memiliki lokasi proyek yang sangat strategis dan searah dengan perkembangan Bandung. Terlebih, Bandung akan menjadi the next megapolitan city yang terkoneksi langsung ke Jakarta dengan adanya kereta cepat Jakarta-Bandung.
Selain itu, Ali menilai, Podomoro Park menekankan konsep alam yang saat ini sangat diminati masyarakat. Tingginya antusiasme masyarakat terhadap hunian resort terbaik di Bandung ini berkaitan erat dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Apalagi, Podomoro Park mengedepankan konsep 5 elemen alam, yaitu udara bersih, pepohonan rindang, ruang terbuka hijau, pemandangan pegunungan, dan danau megah yang melintang 1 km di tengah kawasan.